Tips Mendapatkan Kebahagiaan di tengah Keruwetan Hidup

Kebahagiaan di tengah kesibukan, hiruk-pikuk, dan keruwetan hidup? Bagaimana cara mendapatkannya?

Permasalahan hidup yg terus mendera tak urung membuat orang menjadi cepat marah, mudah emosi, stress, hingga mudah sakit. Kadang juga membuat orang putus asa, kadang juga nekad, hingga berani melakukan hal-hal yg tidak mungkin berani dilakukan pada kondisi “normal”. Misalnya melakukan kejahatan, korupsi, hingga bunuh diri atau bahkan membunuh orang lain.

Kehidupan modern memang cenderung membuat orang tertekan. Stress. Persaingan bisnis, karier, permasalahan rumah tangga, tuntutan ekonomi untuk biaya sekolah, ”biaya sosial”, dsb, membuat kita dituntut untuk bekerja keras. Hingga kita terus memacu diri guna meningkatkan karier, pendidikan, dan penghasilan. Akibatnya kita seringkali kehabisan waktu. Capai. Lelah. Putus asa.

Kesibukan kerja di jaman modern nampaknya sudah menjadi keniscayaan. Tak terhindarkan. Pertanyaannya, bisakah dalam kesibukan ini, kita tetap mendapatkan kedamaian, kebahagiaan, dan ketenteraman hidup?

Jawabnya adalah bisa. Bagaimana kiatnya? Coba simak pengalaman saya yg berhasil menemukan kegahagiaan, ketenteraman dan kedamaian hidup setelah membaca buku psikologi dan kemudian mempraktekkannya.

Berikut ini pengalaman saya.

Ada suatu masa ketika aku aktif dalam Multi Level Marketing (MLM). Aku terbuai, larut, dan hanyut dalam motivasi hidup yg penuh "mimpi".

Di satu sisi, motivasi-motivasi yg aku dapatkan dari para Up-line menjadikan aku "bergairah", penuh angan dan "semangat" untuk menggapai "mimpi". Apalagi ketika melihat Up-line yg "sukses dalam sekejap". Hati siapa yg tak tergoda?

Selain motivasi dari Up-line MLM, aku juga sering membaca buku-buku motivasi dari para Motivator terkenal, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Buku-buku yg seringkali "dibumbui" komentar berupa pujian dari tokoh-tokoh ternama Orang-orang sukses. Juga kesaksian dari mereka yg telah sukses berkat menerapkan ilmu yg ada di buku-buku tsb.

Buku-buku itu menawarkan jalan menuju sukses, yg hampir semuanya dalam ukuran uang. Uang yg "bekerja" untuk kita. Uang yg memberi kita "dana pensiun". Bagaimana meraih kebebasan finansial. Dst. Dsb. Dll.

Sejak saat itu aku terus berusaha dan berusaha.
Tidak mengenal waktu. Berganti-ganti MLM. Mencoba berwira-usaha. Dlsb. Tetapi, ketika terus berusaha dan bekerja keras, dan meskipun telah mencoba untuk "bekerja cerdas" namun ternyata mimpi sukses belum tercapai juga, maka secara psikologis aku mulai lelah. Mulai putus asa. Ake merasa garis tanganku bukanlah "orang sukses".

Dan ketika permasalahan lain, seperti p
ermasalahan rumah tangga, masalah karir, dsb, berbaur dengan rasa lelah ini, maka aku menjadi mudah marah, mudah menyalahkan orang lain. Maka aku kemudian selalu memandang orang lain tidak pernah berpihak padaku. Begitu juga terhadap Tuhan. Aku kecewa. Aku merasa Tuhan tidak adil. Mengapa aku ditakdirkan untuk tidak menjadi orang sukses? Itu yg selalu tertanam dalam benakku. Aku menjadi tidak punya "mimpi" lagi. Aku menjadi tidak "bergairah". Lunglai tanpa semangat hidup.

Yang sedikit menolongku adalah kekuatanku untuk tetap tabah dan tidak terperosok kepada hal-hal yg tidak benar. Sebaliknya, aku terus introspeksi diri, mencari jati diri siapa sebenarnya aku ini. Aku terus mencari dan bertanya sebenarnya apa yg Tuhan inginkan atas diri saya ini.

Buku Psikologi yg Merubahku.

Aku mulai berubah ketika suatu saat aku menemukan "Buku Motivasi" yg berbeda dari buku-buku motivasi lainnya. Buku ini tidak memuat "kesaksian", komentar, maupun pujian dari siapapun. Buku ini sangat lugu sekali. Tetapi dari pengantar penerbit di sampul belakang buku ini aku menjadi tertarik untuk membeli buku tsb. (Untuk tidak dikira berpromosi, maka aku tidak akan menyebutkan judul buku tsb).

BERSAMBUNG...

1 comment:

Agand said...

Yah, sabar dan sabar.. Itulah kuncinya. Dan perbanyaklah bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan. Sukses terus dan SEMANGAT!!!

Artikel Menarik Lainnya:

PARIWARA: Outbound Training