Tips Menangkal Kritik dan Suara Sumbang Demi Kesuksesan Kita

Pernahkah Anda mengalami saat Anda dikritik, dihina, atau mendengar suara-suara sumbang atau suara negatif terkait dengan "mimpi" Anda meraih sukses dalam bisnis, karier, dsb?

Apakah sejauh in Anda berhasil mengatasi kritik negatif tersebut dan Anda tetap pada "jalur" Anda menggapai sukses? Atau sebaliknya, Anda "hancur" karena suara sumbang yg terus membombardir Anda?

Dalam kehidupan nyata, seringkali suara sumbang atau kritik negatif menyatu dalam jiwa dan pikiran kita. Akibatnya kita menjadi terganggu dan bahkan gagal dalam menggapai asa.

Nah, bagaimana kiatnya agar kita tetap tegar dan terus menuju sukses dalam "badai" kritik negatif semacam itu?

Silakan Anda membaca kisah menarik tentang Suami_Istri dan Sepeda Onthelnya di Blog "Motivasi Hidupku" atau silakan KLIK DI SINI.

Semoga Sukses.

Sakit Jantung Koroner Sembuh Tanpa Operasi

Sakit Jantung Koroner Sembuh berkat Daun Kemangi? (Kesaksian Bapakku).

Keluarga kami tidak akan pernah berhenti bersyukur pada Tuhan atas kesem- buhan Bapak saya dari sakit jantung koroner yg dideritanya tanpa harus melakukan operasi, dan biayanya juga sangat murah. Tidak lebih dari Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah). Padahal sebelumnya Bapak saya sudah disarankan untuk melakukan operasi oleh dokter karena tidak mungkin lagi dirawat melalui obat-jalan.

Syukur ini pulalah yg mendorong saya untuk berbagi pengalaman berharga dalam upaya penyembuhan sakit jantung koroner yg diderita Bapak saya itu. Semoga hal ini bisa memberi manfaat pula bagi Anda semua.

Surat Rujukan Dokter: “HARUS OPERASI”.

Setelah dalam satu bulan dua kali dirawat di rumah sakit swasta terkenal di kota Semarang karena serangan jantung koroner, dengan pertimbangan biaya, kami merawat Bapak di rumah dengan obat jalan. Kami terus merawat beliau dengan rutin membawanya ke dokter spesialis penyakit dalam sampai suatu saat akhirnya dokter menyarankan agar Bapak saya dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan operasi jantung koroner. Bahkan dokter sudah memberikan surat rujukannya.

Meskipun saya lulus dari universitas yg saya dengan Tung Desem Waringin, tetapi berbeda dengan Tung Desem Waringin yang bisa mengobatkan orang tuanya ke rumah sakit yg biayanya mahal (sebagaimana ditulis dalam bukunya), sebaliknya kami tidak mampu. Maka satu-satunya jalan mengobati Bapak adalah dengan pengobatan alternatif.

Hampir setahun kami malang-melintang di dunia pengobatan alternatif, sementara Bapak kami hanya bisa berbaring sakit, lemah tak berdaya, dan hanya doa yg memberi kekuatan sambil memegang prinsip ini:

“Kalau Tuhan sudah menghendaki Bapak “dipanggil”, berapapun uang yg kita miliki, dan sehebat apapun teknologi yg digunakan, Bapak tetap saja akan dipanggil-Nya. Tetapi kalau memang Tuhan masih berkenan Bapak mendampingi kami di dunia ini, maka bukan tidak mungkin daun saja bisa menyembuhkan Bapak.” Itu kata-2 motivasi yg saya “tanamkan” dalam diri Bapak.

”Dan, nyatanya hingga saat ini Bapak masih di sini, bersama kami, berarti Tuhan masih memberi kesempatan Bapak untuk sembuh. Sambil terus berusaha, kita hanya menanti saatnya bertemu “jodoh”, kataku.

Akhirnya Ketemu “Jodoh”.

Setelah hampir setahun ”seperti orang gila” melakukan pengobatan alternatif, mulai dari prana, di-setrum, jamu, shin-she, pijat, dsb, akhirnya ”Bapak bertemu Jodohnya” juga. Atas masukan teman, Bapak disarankan dibawa ke salah satu pengobatan alternatif (Tabib?) di Ungaran, Jawa Tengah, kota kecil dekat kami tinggal. Akhirnya kami ke sana.

Sebelum melakukan pengobatan, ”Tabib” ini minta supaya dilakukan check darah pada Bapak saya untuk mengetahui kadar kolesterol, kadar gula, dsb. Dari hasil laborat itu, kemudian Bapakku diberi:
- jamu rebus seharga Rp. 7.000,- yg harus direbus sendiri untuk dikonsumsi selama satu minggu,
- syrup seharga Rp. 10.000,- yg konon katanya terbuat dari alang-alang, dan juga;
- disarankan agar minum air dari daun kemangi yg dimasak bersama-sama dengan akar, batang dan bunganya (jika sudah berbunga). Kemangi ini sebelumnya dijemur sampai kering. Jadi dibuat seperti minum teh. Menurut keterangan Tabib tadi, kemangi dapat menguatkan jantung. Sedangkan syrup tadi untuk menurunkan kadar kolesterol yg terlalu tinggi.

Di tempat Tabib itu, Bapak saya dipijit di bagian punggung dan telapak kaki. Juga disorot dengan lampu ultra violet. Sedangkan biayanya sukarela. Pasien dipersilakan mengisi dalam kotak. Terserah berapa rupiah.

Kurang dari seminggu kesehatan Bapakku sudah jauh meningkat. Dan setelah tiga kali menjalani terapi, k
urang-lebih dalam waktu satu bulan, akhirnya Bapakku sembuh total dari sakit jantung koroner yg dideritanya. Meskipun sudah tidak minum jamu lagi, Bapakku masih melanjutkan minum ”Teh Kemangi” hingga beberapa bulan.

Dan kini, setelah sekitar tiga tahun sembuh, meskipun usianya sudah di atas 70 thn, dia masih sehat. Pengalaman Bapak saya sembuh dari sakit jantung koroner tanpa operasi ini mudah-mudahan bermanfaat untuk Anda. Salam.

Note: foto di atas adalah foto Bapakku bersama anak2-ku setelah sembuh dari sakit jantung (2006) dan denah "Tabib" Hartono yg mengobati Bapakku. Klik gambar untuk memperbesar denah.

Artikel Menarik Lainnya:

PARIWARA: Outbound Training